Meningitis bukanlah jenis penyakit baru di dunia kesehatan. Tetapi hingga saat ini, korban –yang umumnya batita (bayi di bawah lima tahun)—tetap saja ada. Seperti diketahui, meningitis adalah infeksi pada lapisan otak dan urat saraf tulang belakang. Penyebab meningitis sendiri bermacam-macam, sebut saja virus dan bakteri. Meningitis terjadi apabila bakteri yang menyerang menjadi ganas ditambah pula dengan kondisi daya tahan tubuh anak yang tidak baik, kemudian ia masuk ke aliran darah, berlanjut ke selaput otak. Nah, bila sudah menyerang selaput otak (meningen) dan terjadi infeksi maka disebutlah sebagai meningitis.
‘’Meningitis menyerang selaput otak. Perlu dicatat, sel-sel otak berbeda dengan sel-sel yang terdapat pada bagian tubuh lainnya. Kalau sel kulit misalnya, apabila tergores hingga menimbulkan luka sekalipun, lama-lama akan membentuk sel-sel baru dan dalam beberapa hari sudah dapat pulih. Tidak demikian dengan sel otak, ‘’kata dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), MTroPaed, dokter spesialis anak konsultan, Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM, Jakarta.
Apabila sel otak rusak, ia tidak dapat tidak dapat membentuk sel baru atau berekontruksi. Sebaliknya, sel otak tersebut akan mati, padahal otak adalah pusat penglihatan, pendengaran, pergerakan,dll.
Penyebab meningitis pun bermacam-macam, diantaranya adalah virus, bakteri, jamur, dan parasit. Tetapi, di Indonesia sendiri meningitis umumnya ditimbulkan oleh bakteri dan virus.
* Bacterial Meningitis
Keneth Wener, MD, seorang dokter dari divisi penyakit infeksi, Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa meningitis yang disebabkan oleh bakteri sangat berbahaya. ‘’Bacterial meningitis sangat membutuhan penanganan medis, oleh karenanya anak harus dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Bakteri yang bisa menyebabkan meningitis antara lain adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis (meningococcus), Listeria monocytogenes, dan masih banyak lagi,’’katanya dalam situs medlineplus.
* Viral Meningitis
Sebenarnya ini bisa dikategorikan sebagai penyakit yang relatif ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu biasa dan kemungkinan bisa sembuh dengan sendirinya. ‘’Viral meningitis biasanya dapat sembuh tanpa bantuan medis, sedangkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri sangat berbahaya.
Selain dapat menyebabkan kematian, juga bisa menimbulkan kerusakan otak,’’kata Wener. Tetapi, untuk amannya, sebaiknya Anda tetap berkonsultasi dengan dokter spesialis. Sedangkan menurut Mary L. Gavin, MD, seorang dokter dari Divisi General Pediatri, Rumah Sakit Alfred I. duPont, Wilmington, terdapat banyak jenis virus yang menjadi penyebab viral meningitis. Diantaranya adalah enteroviruses. Layaknya virus, ia dapat menyebar melalui air liur, kotoran, dan ingus. ‘’Itulah mengapa kebiasaan mencuci tangan setelah keluar dari kamar mandi dan setelah bersin sangat penting,’’kata Galvin dalam kidshealth.org.
* Meningitis Kriptokokus
Merupakan jenis meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Umumnya, jenis jamur ini memasuki tubuh saat menghirup debu atau uap dari kotoran burung yang sudah kering.
Kenalilah gejalanya
Tak dipungkiri, penyakit meningitis memang seringkali mengelabui para orang tua. Hal ini terutama diakibatkan gejalanya yang umumnya menyerupai gejala flu, bahkan muntaber. ‘’Adakalanya bayi yang sebenarnya terkena meningitis dicurigai menderita flu atau muntaber. Oleh karenanya, selain harus pandai mengenali gejalanya, kunjungilah dokter spesialis untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan,’’ucapnya.
Menurut dr. Hindra, gejala meningitis antara lain :
1. Demam tinggi
2. Kehilangan selera makan/minum
3. Penurunan kesadaran dan kejang
4. Muntah-muntah
5. Tidak buang air kecil selama 4-6 jam
6. Diare
Oya, meningitis pun bersifat sangat menular, oleh karenanya sangat penting bagi anak yang terkena meningitis (khususnya bacterial meningitis) untuk dirawat di rumah sakit dan diberi tindakan isolasi (satu kamar sendiri).
Menurut dr. Hindra, bila anak terkena meningitis kemungkinan ia dapat :
1. Sembuh total
2. Sembuh tetapi meninggalkan sisa (cacat), misalnya tuli, buta, lumpuh, dll.
3. Meninggal
Oleh karenanya, Wener mengatakan bahwa apabila Anda merasa si kecil menampakan gejala-gejala meningitis, sebaiknya segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis. ‘’Tindakan tepat secepatnya merupakan kunci bagi kesembuhan. Jadi jangan terlambat,’’tegas Wener.
Vaksinasi
Penyakit radang selaput otak (meningitis) yang disebabkan bakteri Haemophyllus influenzae tipe B atau yang disebut bakteri Hib B merupakan penyebab tersering menimbulkan meningitis pada anak berusia kurang dari lima tahun. Infeksi akut Hib juga dapat menyerang bayi berusia di bawah enam bulan.
Meningitis pun, termasuk penyakit berbahaya yang kadang-kadang awalnya sulit diketahui, karena tidak mempunyai gejala spesifik. Sehingga sangat sulit untuk mendeteksinya. Bila tidak ditangani secara tepat dan cepat bisa berakibat fatal. ‘’Penyakit ini berisiko tinggi, menimbulkan kematian pada bayi. Bila sembuh pun, tidak sedikit yang menyebabkan cacat pada anak, misalnya adanya gangguan pendengaran, gangguan mental, dan sebagainya,’’kata dr. Hindra.
Untunglah, sejak beberapa tahun silam para peneliti telah menemukan pencegah meningitis yang disebabkan oleh bakteri Hib melalui imunisasi. ‘’Vaksinasi Hib adalah cara praktis dan efektif untuk mencegah terjadinya penyakit akibat bakteri Hib. Ia dapat melindungi bayi dari kemungkinan terkena meningitis hingga 97%,’’papar dr. Hindra.
Pemberian vaksin Hib bahkan saat ini telah direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Dalam sebuah situs berita lokal disebutkan bahwa bayi usia 2-6 bulan diberikan imunisasi Hib sebanyak tiga dosis dengan interval satu bulan. Bayi berusia 7-12 bulan diberikan sebanyak dua dosis dengan interval waktu satu bulan.
Sedangkan anak berumur 1-5 tahun cukup diberikan satu dosis. Mengingat Hib lebih sering menyerang bayi kecil (26% terjadi pada bayi berumur 2-6 bulan dan 25% pada bayi berumur 7-11). Oya jenis imunisasi ini tidak dianjurkan diberikan pada bayi di bawah dua bulan karena dinilai belum dapat membentuk antibodi. Tetapi, untuk lebih pastinya, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis.
Nah, mengingat pentingnya imunisasi ini, jangan sampai lupa untuk memberikan vaksinasi Hib buat bayi mungil Anda ya. PG
ASI Eksklusif dan Vaksinasi
dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), MTroPaed, dokter spesialis anak konsultan, Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM, Jakarta menganjurkan para orang tua untuk mencegah kemungkinan timbulnya penyakit meningitis pada anak sedini mungkin. Caranya antara lain dengan :
* Asi eksklusif. Sebaiknya Anda memberikan si kecil ASI Eksklusif karena didalamnya terdapat sejumlah kandungan yang bermanfaat bagi imunitas anak.
* Vaksinasi. Berikanlah vaksinasi Hib pada bayi Anda saat berusia 2 bulan. Meski relatif mahal, tetapi ini akan berguna sebagai perisai anak dari kemungkinan terkena meningitis hingga 97%.
* Gaya hidup sehat. Biasakanlah memiliki gaya hidup sehat, termasuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.
* Kenali gejalan meningitis. Bila anak demam tinggi dengan gejala-gejala menyerupai flu tetapi disertai kejang, muntah, diare,dll segera berkonsultasi dengan dokter spesialis
* Opname. Bila positif mengidap meningitis, pilihan terbaik adalah biarkan anak dirawat secara optimal di rumah sakit, karena penyakit ini bersifat menular.
(Sumber : parentsguide)
4 comments:
Apakah meningitis dapat menyerang remaja atu orang dewasa?
Apakah meningitis dapat menyerang remaja atau orang dewasa?
bisa hari ini aku dapat kabar dari rekan kerja ku baru saja ia di tinggal istri yang mereka baru satu bulan menikah lalu sang istri telah berpulang ke rahmatullah krna penyakit ini
saya salah satu nya saya mengidap meningitis sudah lebih dari 13 tahun meningitis bisa menyerang siapa saja apalagi bila yang lahirnya prematur
Post a Comment