Monday, November 24, 2008

Re: [MLDI] Fwd: [Fwd: FW: hati2 melahirkan di harapan Kita] => Klarifikasi by ghozan_gmail

dr. Erik Ysh...

kebetulan beberapa waktu lalu menjadi diskusi yg menarik di milis sebelah.
saya copy paste jawaban dari dokter yg menanganinya.

salam,
bapakeghozan


From: tot@cbn....
To:
Sent: Sunday, September 02, 2007 1:25 AM
Subject: hati2 melahirkan di harapan kita

rekans,
Salam kenal dari saya dr. Toto W. Hendrarto, SpA, bekerja di unit
perawatan intensif neonatal RSAB Harapan Kita. Sekedar klarifikasi saja
untuk rekan2 pada umumnya dan rekan Prawitosari, D (Lili) khususnya. Adik
rekan Lili tgl 4 Agustus 2007 melahirkan Caesar di Harapan Kita atas
indikasi denyut jantung janin menurun dan ketubannya berubah warna. Pasca
lahir bayinya di rawat di Unit Perawatan Intensif Bayi baru lahir level 2
(artinya, unit perawatan spesialistis untuk mendapatkan pengobatan secara
injeksi, karena infeksi oleh kontaminasi kotoran janin=mekonium pada
cairan ketubannya akibat gawat janin). Singkat kata, bayinya sakit dirawat
di ruang rawat bayi sakit. Asupan nutrisi bayi tersebut tetap
diprioritaskan ASI. Bagi yang sudah membaik dengan kemampuan hisapnya
normal, cara pemberian ASI dapat langsung ke puting ibu. Bayi yang masih
lemah belum kuat menghisap, cara pemberian ASInya di'sendokin'. Untuk
tetap mempertahankan refleks hisap dan melatihnya, bayi tersebut diberi
dot (mpeng=pacifier). Mpeng tersebut tidak harus dipegang langsung oleh
suster yang bertugas, jadi bisa diplester dengan plester non alergi. Nah,
ini jawaban ilmiahnya. Sayangnya adik rekan Lili mendapatkan jawaban
perorangan yang 'ngawur'. Tapi ok, terima kasih atas infonya, kejadian2
aneh sering kali terjadi diluar kontrol kita. Sebenarnya di unit kami
mempunyai mekanisme konsultasi oleh dokter spesialis anak yang bertugas
untuk perkembangan penyakit atau masalah lain termasuk mengadukan jawaban
'ngawur' setiap hari kerja jam 11.00-12.00. Insya Allah mekanisme ini bisa
mengatasi kejadian-kejadian yang tidak diharapkan. Kami berusaha
semaksimal mungkin melayani pasien di RS kami, dan kami terbuka untuk
ditegur dan dikoreksi dalam menjalankan profesi kami. Semoga Allah
melimpahkan pahalanya kepada rekan yang mengamalkan ini, Amin

Jawaban ke 2 :

----- Original Message -----
From:
To:
Cc:
Sent: Thursday, September 06, 2007 9:57 PM


> Ibu Prapti Utami ("Putu") dan ibu Dina Kurniasari Yth,
> salam kenal dari saya Toto W. Hendrarto, berikut adalah klarifikasi dari
> saya.
> Sekedar konfirmasi:
> 1. Topik pembicaraan adalah bayi sakit di ruang perawatan bayi sakit level
> II.
> 2. Dot ('mpeng'=pacifier) diberikan kepada bayi sakit tanpa dipegang satu
> persatu oleh suster petugas jaga, sebagai gantinya difiksasi dengan
> plester non alergi.
> 3. Jawaban 'ngawur' perorangan suster petugas jaga sudah dikoreksi dengan
> jawaban saya yang lebih ilmiah karena didasari pada penelitian para ahli
> (referensi British Medical Journal dan Journal American Of Pediatrics
> disertakan bersama email ini).
> Jawaban kepada ibu Putu, benar saya mengirim jawaban email di bawah ini.
> Jawaban kepada ibu Dina Kurniasari:
> 1. Pada bayi sakit sering harus mengalami pembatasan jumlah asupan nutrisi
> (ASI) langsung melalui saluran cernanya, baik melalui hisapan langsung
> pada puting ibu atau diberikan dengan sendok atau selang. Pembatasan
> jumlah ini didasari pada toleransi serapan usus bayi yang sakit, dan
> pembatasan jumlah tersebut tidak boleh dilanggar karena susu yang tidak
> diserap oleh usus akan mengalami pembusukan, melukai usus dan bisa
> menimbulkan kebocoran usus (perforasi).
> 2. Pembatasan cara pemberian juga sering harus dilakukan karena toleransi
> serapan usus bayi yang sakit. ASI tidak diberikan langsung ke mulut bayi
> tetapi dengan selang dalam periode waktu tertentu, agar serapan oleh usus
> jumlahnya terbagi menurut waktu pemberian.
> 3. Adanya pembatasan jumlah dan cara pemberian, sering menimbulkan bayi
> gelisah. Untuk mengatasi kegelisahan bayi, para ahli telah meneliti bahwa
> dot ('mpeng' = pacifier) bisa digunakan untuk menenangkan bayi sakit tanpa
> berpengaruh pada program pemberian ASI eksklusif.
> 4. Selain itu dot ('mpeng' = pacifier) adalah salah satu alat untuk
> merangsang dan mempertahankan kemampuan menghisap bayi sakit.
> 5. Fiksasi dot ('mpeng' = pacifier) dengan plester non alergi dilakukan
> karena perbadingan jumlah perawat dengan bayi, menurut standar Unit
> Perawatan Intensif bayi baru lahir level II (AAP = American Academy of
> Pediatric) adalah 1 suster untuk 6 bayi sakit. Dengan proporsi demikian,
> sudah tentu pelaksanaan tugas diprioritaskan pada masalah dengan urutan
> utama yang harus diselesaikan untuk keselamatan bayi sakit tersebut. Untuk
> itu dot ('mpeng' = pacifier) tidak harus dipegang terus menerus oleh
> suster jaga.
> Jawaban saya terdahulu menggabungkan jawaban no 1 sampai dengan no 5 dalam
> satu kalimat, sehingga mungkin membingungkan. Mudah-mudahan penjelasan
> kali ini bisa lebih mengena bayi sebagian ibu yang awam akan dunia medis.
> Tetapi bagi anggota milis, tingkat awam kita dapat dikurangi, karena semua
> pengetahuan dapat digali di dunia internet ini. Bila ada sesuatu yang
> kurang dipahami 'google'-in aja, insya Allah akan terjawab semua. Untuk
> selanjutnya bila ada masalah dengan pelayanan bayi baru lahir di RSAB
> Harapan Kita, mohon menghubungi salah satu dokter spesialis anak anggota
> Staf Medis Fungsionil dari Kelompok Kerja Perinatologi RSAB Harapan Kita
> berikut ini: dr. Sumarwoto, SpA; dr Ferdy P. Harahap, SpA; dr. Erijati
> Indrasanto, SpA; dr. Rudy Firmansyah, SpA; dr. Toto Wisnu Hendrarto, SpA;
> dr. Johanes Edy Siswanto, Sp.A; dr. Setiadewi Lusyati, SpA; dr. Engki
> Jauhari, SpA; di Ruang Seruni RSAB Harapan Kita lantai 2, 24 jam dalam
> sehari, 7 hari dalam seminggu no telpon 021 5668284 ext 2251. Demikian
> adanya.
>
> Wassalam,
> Toto


No comments: